Tinuk

Pembantu Pekerjaan yang Mulia

Tinuk dalam Gossip Licious adalah realita seorang gadis remaja tanggung. Ia baru saja lulus sekolah dasar ketika dipaksa oleh keadaan dan kedua orangtuanya untuk menjadi pembantu rumah tangga.
Tinuk hanyalah satu dari sekian banyak anak-anak Indonesia yang kehilangan hak asasinya untuk mendapatkan pendidikan. Bayangkan dalam usai relatif muda, 12 tahun harus memeras keringat demi sesuap nasi.

Arti Kehadiran Pembantu

MENJADI ibu rumah tangga bukan berarti berakhir sudah karier seorang perempuan. Kita bisa menemani anak-anak kita sepanjang hari tanpa kehilangan eksistensi diri. Kita bisa menjadi pemilik warung sembako di rumah, kita bisa menjadi pembuat kue, penjahit, penulis dan sebagainya. Banyak hal bisa kita lakukan, sesuai dengan minat kita.
Saya sejak remaja sangat menyukai sastra dan suka menulis. Kesukaan itu terbawa hingga kini. Hanya saja waktu berbeda dengan ketika saya masih lajang. Sekarang dengan tiga anak saya harus bisa membagi waktu antara mengerjakan pekerjaan rumah tangga, membaca dan menulis.

Memahami Anak

SETIAP ibu seringkali berhadapan dengan ulah anak yang rewel. Di saat seperti inilah kita dituntut untuk lebih tenang. Tidak membentak anak untuk segera diam, apalagi melakukan tindak kekerasan. Pada dasarnya anak-anak lahir untuk kita pahami keinginan dan harapannya. Bukan mereka yang harus memahami kita terlebih dulu.

Odong-odong

SIAPA yang tak kenal odong-odong? Anak-anak pasti mengenalnya, sang ibu pun otomatis ikut mengenalnya. Zaman saya kecil dulu tak ada odong-odong, yang ada adalah komidi putar. Komidi putar itu hanya bisa saya nikmati kalau ada pasar malam. Itu pun sangat jarang. Masa kecilku dulu sangat mudah mendapatkan permainan. Kita tak perlu keluar uang untuk menikmati permainan.