Demokratisasi Pasar

Ilham Khoiri

 Sumber: Kompas, Minggu, 30 Desember 2007

DUNIA sastra di Indonesia tahun 2007 diwarnai makin menguatnya pasar dan industri penerbitan. Sejumlah novel tercetak belasan kali dengan angka penjualan mencapai ratusan ribu eksemplar. Uniknya, pengarang karya sastra “pop” itu berasal dari luar lingkaran komunitas sastra “serius” yang biasa kita kenal.

Salah satu nama yang menyedot perhatian adalah Andrea Hirata. Tiga novelnya yang diterbitkan Bentang, Yogyakarta, mencapai rekor penjualan tinggi. Hingga akhir tahun 2007 ini, novel Laskar Pelangi (yang terbit pertama kali pada September 2005) sudah dicetak 15 kali dengan total sekitar 200.000 eksemplar. Sang Pemimpi (cetakan pertama Juli 2006) terjual sekitar 30.000 eksemplar, sedangkan Edensor (cetakan pertama Mei 2007) laku sekitar 15.000 eksemplar.

Suami Istri Luncurkan Bareng Buku Sastra

Sumber: 

Suara Merdeka CyberNews Minggu, 16 Desember 2007 : 12.46 WIB 

Serang, CyberNews. Pasangan suami-istri penulis sastra, Mustafa Ismail dan Dianing Widya Yudhistira meluncurkan bukunya masing-masing di Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, Jalan Saleh Baimin Nomor 6, Serang, Banten, Sabtu (15/12).

Pemenang Khatulistiwa Diumumkan 18 Januari

<I>Sumber: Koran Tempo Rabu, 19 Desember 2007</I>
Jakarta: Pengumuman pemenang ajang penghargaan buku sastra Khatulistiwa Literacy Award (KLA) 2007 diundur menjadi 18 Januari 2008. Seharusnya pengumuman pemenang dilaksanakan pada 18 Desember 2007. Ketua Tim Juri Donny Gahral Adian mengatakan penundaan itu disebabkan oleh tempat pelaksanaan kegiatan tersebut, yakni Plaza Senayan, yang penuh pada waktu yang direncanakan sebelumnya.

Citra Ibu dalam Sajak

Sumber: Koran Tempo, Sabtu, 08 Desember 2007

Budaya

JAKARTA — Untuk memperingati Hari Ibu, Radio Republik Indonesia (RRI) bekerja sama dengan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) dan Pramuka akan menggelar acara bertajuk “Citra Ibu dalam Sajak” di Auditorium RRI, Jalan Merdeka Barat 4-5 Jakarta Pusat, pada Sabtu, 22 Desember 2007, pukul 10.00 WIB.

Acara ini, menurut rilis yang diterima Tempo, akan menampilkan dialog budaya dengan pembicara Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta dan Prof DR Achadiati, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Sejumlah penyair perempuan akan membaca puisi dalam acara itu, seperti Aswina Aziz Miraza, Dianing Widya Yudistira, Diah Hadianing, Rara Gendis, dan Direktur Program RRI Niken Widiastuti.

“Sintren” Masuk Lima Besar

Tadi pagi, ayah anak-anakku —- Mustafa Ismail —- yang sudah masuk ke mobil dan siap jalan ke kantor, tiba-tiba membuka membuka kaca jendela mobil sebelah kiri dan berujar: Sintren masuk lima besar Khatulistiwa Award. Rupanya, ia baru baru mendapat SMS dari seorang temannya. Isinya: “Sintren masuk short list (5 beasr) khatulistiwa award). Selamat buat isterimu.”

Alhamdulillah. Tapi, aku berkata pada dia: “Aku tidak ingin hanya lima besar. Aku ingin novel itu menang,” kataku. “Lima besar juga dapat hadiah lho,” balas suamiku. “Ya, tapi aku inginnya menang!” jawabku lagi. Tapi pembicaraan tidak berlanjut karena, ia yang sudah turun dari mobil, masuk lagi dan jalan.

Dari kantor, Abang — begitu aku memanggil suamiku — baru menelpon dan memberi tahu nama-nama yang masuk nominasi itu untuk kategori prosa. Selain novelku, ada karya Andrea Hirata, Cok Sawitri, Gus TF dan Seno Gumira Ajidarma. Karya siapa saja untuk kategori puisi? Sebentar, lihat di halaman selanjutnya.

Tapi saya ingin mempermaklumkan —– ini iklan — yang belum baca novel “Sintren”, ayo ramai-ramai membacanya, he…he….